Mengenalkan anak pada konsep menabung sejak dini itu penting banget, lho, untuk membangun kebiasaan keuangan yang sehat. 

Tabungan anak bukan cuma soal menyimpan uang, tapi juga mengajarkan nilai-nilai, seperti menunda kepuasan, nggak boros, dan bertanggung jawab terhadap pengeluaran. 

Nah, mungkin kamu bertanya-tanya. Kapan sih waktu yang pas untuk anak mulai menabung? Yuk, kita bahas selengkapnya di artikel ini. Simak terus, ya!

Syarat Usia Buka Tabungan Anak 

Ternyata, sebagian besar bank di Indonesia sudah punya produk tabungan anak yang didesain khusus untuk membantu mereka belajar mengelola uang. 

Biasanya, tabungan anak di bank bisa dibuka orang tua atas nama anak sejak mereka berusia 0 tahun sampai 17 tahun. Berikut ini beberapa syarat yang perlu kamu tahu:

  • Dokumen Identitas: Akta kelahiran anak dan KTP orang tua biasanya diperlukan untuk buka rekening.
  • Usia Anak: Umumnya, rekening bisa dibuka sejak lahir, tergantung kebijakan bank.
  • Saldo Awal: Ada bank yang menetapkan saldo awal rendah supaya mudah diakses.

Meskipun rekening bisa dibuka sejak anak masih bayi, waktu yang paling ideal untuk mengenalkan anak tentang konsep menabung biasanya mulai usia sekolah, sekitar 5–7 tahun, TemanKami. 

Sebab, anak sudah mulai paham nilai uang dan bisa diajak belajar menabung untuk tujuan sederhana di usia ini, seperti membeli mainan favorit.

Tips Ajarkan Anak Mulai Menabung 

Mengajarkan anak menabung tidak selalu sulit, lho, TemanKami! Ini dia beberapa tips yang bisa kamu coba seperti yang dikutip dari berbagai sumber.

1. Bedakan Kebutuhan dan Keinginan 

Langkah pertama adalah membantu anak memahami perbedaan antara kebutuhan dan keinginan. Jelaskan bahwa kebutuhan mencakup hal-hal pokok seperti makanan, pakaian dasar, tempat tinggal, pendidikan, dan kesehatan. 

Sementara keinginan adalah hal-hal tambahan, seperti mainan, permen, atau gadget terbaru.
Kamu bisa melatih anak dengan menunjukkan benda-benda di rumah dan bertanya apakah itu kebutuhan atau keinginan. 

Dengan cara ini, anak jadi paham bahwa uang perlu diprioritaskan untuk hal penting, dan sebagian sisanya bisa ditabung.

2. Berikan Kesempatan untuk Menghasilkan Uang Sendiri 

Anak akan lebih menghargai uang jika mereka berusaha mendapatkannya sendiri. Kamu bisa memberikan uang saku sebagai imbalan atas tugas-tugas rumah sederhana, seperti merapikan tempat tidur atau membantu mencuci piring. Cara ini tidak hanya mengajarkan nilai kerja keras, tapi juga membuat anak memahami pentingnya menabung.

3. Tentukan Tujuan Menabung 

Ajak anak menentukan tujuan spesifik, misalnya menabung untuk membeli sepeda atau mainan favorit. Setelah itu, bantu mereka menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan tersebut berdasarkan jumlah uang yang bisa mereka tabung setiap minggu. Dengan cara ini, anak lebih termotivasi untuk menyisihkan uang.

4. Sediakan Tempat untuk Menabung 

Awalnya, kamu bisa memberikan celengan yang menarik untuk menyimpan uang. Namun, jika anak sudah cukup besar, buka rekening tabungan anak di bank yang ramah anak. Bahkan, sekarang sudah ada kartu debit khusus anak yang memudahkan mereka memantau saldo dan transaksi.

5. Bantu Anak Melacak Pengeluaran 

Ajarkan anak mencatat setiap pengeluaran, baik secara manual di buku catatan atau menggunakan aplikasi sederhana. Dengan cara ini, mereka bisa mengevaluasi kebiasaan belanja mereka dan belajar menyisihkan uang lebih banyak untuk tabungan.

6. Berikan Insentif untuk Menabung 

Kamu bisa memberikan “bonus” sebagai motivasi menabung. Misalnya, tambahkan Rp10.000 untuk setiap Rp50.000 yang berhasil mereka tabung. Cara ini mirip seperti konsep “matching contribution” yang sering digunakan di tempat kerja, lho!

7. Biarkan Mereka Belajar dari Kesalahan 

Memberi anak kebebasan mengelola uangnya sendiri juga berarti memberi mereka ruang untuk membuat kesalahan. Jika anak menghabiskan uang untuk hal yang tidak perlu, gunakan momen itu untuk berdiskusi tentang keputusan keuangan yang lebih baik di masa depan.

8. Jadilah Kreditor 

Mereka Jika anak ingin membeli sesuatu yang harganya cukup mahal, seperti mainan besar, kamu bisa “meminjamkan” uang dengan perjanjian. 

Misalnya, mereka harus mengembalikan uang dari uang saku mereka, ditambah sedikit bunga. Ini mengajarkan anak pentingnya menunda kepuasan dan dampak biaya tambahan jika tidak menabung terlebih dahulu.

9. Diskusikan Uang secara Terbuka 

Jangan ragu untuk berbicara tentang uang dengan anak. Diskusikan bagaimana kamu mengatur anggaran rumah tangga, pentingnya menabung, dan bagaimana memprioritaskan pengeluaran. Obrolan sederhana seperti ini bisa menjadi pelajaran berharga.

10. Tunjukkan Contoh Positif 

Anak-anak cenderung meniru kebiasaan orang tua mereka. Jadi, pastikan kamu juga menunjukkan pola keuangan yang sehat. Kamu bisa berbagi pengalaman tentang tabungan keluarga, seperti menyisihkan uang untuk liburan bersama atau membeli barang impian bersama-sama.

TemanKami, mengajarkan anak menabung sejak dini itu ibarat investasi berharga untuk masa depan mereka. Dengan mengenalkan konsep ini secara perlahan dan konsisten, anak akan belajar menghargai uang sekaligus membangun kebiasaan keuangan yang baik. 

Mulai saja dengan langkah kecil, seperti menggunakan celengan, lalu tingkatkan dengan membuka rekening tabungan anak. Dengan dukungan dan contoh positif dari kamu, mereka pasti akan siap menghadapi tantangan finansial di masa depan. Seru, kan? Yuk, mulai sekarang juga!Apabila TemanKami ingin tahu lebih lanjut tentang informasi yang disediakan AdaKami, kunjungi tautan berikut untuk informasi tambahan.