AdaKami.id – Kelas menengah merupakan kelompok masyarakat yang berada di antara kelas atas dan kelas bawah. Salah satu ciri kelompok kelas ini adalah memiliki pendidikan yang cukup, pekerjaan tetap, dan pendapatan yang memadai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun, sejak pandemi Covid-19 melanda, banyak masyarakat kelas menengah yang mengalami penurunan taraf hidup menjadi kelas bawah. 

AdaKami bersama Bisnis Muda membahas tentang tumbuhnya wirausaha di tengah penurunan kelas menengah melalui Live Instagram Bisnis Muda yang di hadiri oleh Brand Manager AdaKami, Jonathan Kriss AdaKami dan FInancial Planner, Rista Zwestika, CFP, WMI. TemanKami mungkin merasakan salah satu penyebab penurunan kelas menengah, seperti bisnis yang menurun di tengah kebutuhan yang meningkat, banyaknya PHK yang dilakukan perusahaan, atau sulitnya mencari pekerjaan baru. Pada akhirnya, hal ini berdampak pada terkurasnya tabungan dan dana darurat yang dimiliki oleh masyarakat kelas menengah. Meskipun pandemi telah berlalu, dampak dari pandemi tersebut masih terasa hingga sekarang, terutama mencari pekerjaan baru di tengah persaingan yang ketat.

Di tengah kondisi pandemi yang begitu menantang, menjadi wirausaha merupakan salah satu solusi yang dapat memulihkan tantangan tersebut. Banyak orang yang memanfaatkan aset dan value mereka untuk mulai berwirausaha. Hasilnya, pada tahun 2024 ini, wirausaha telah menjadi tren yang berkembang pesat dengan adanya masyarakat yang semakin  memanfaatkan peluang di dunia digital. Misalnya,  menjadi content creator, affiliator, atau bahkan membuka bisnis kecil-kecilan secara online. 

Mindset yang Tepat dalam Mengelola Bisnis

Mindset yang tepat adalah kunci sukses dalam menjalankan bisnis. Kita harus memiliki mindset seorang CEO yang selalu berpikir jangka panjang, mencari cara agar produk diminati pasar, serta memikirkan strategi pengembangan bisnis. Untuk itu, berikut beberapa hal yang perlu dipertimbangkan sebelum memulai bisnis. Simak di sini, ya, TemanKami!

1. Tujuan Memulai Bisnis 

Hal pertama yang perlu dipikirkan saat memulai bisnis adalah tujuannya, apakah bertujuan membantu keluarga atau sekadar menambah penghasilan. Tentu, hal ini akan memengaruhi motivasi atau bahkan strategi bisnis yang akan kamu jalani, TemanKami. 

2. Bidang Bisnis yang Sesuai Minat 

Memulai bisnis yang sesuai minat dan nilai diri akan terasa lebih ringan dalam menjalankannya. Misalnya, jika TemanKami suka berbicara di depan umum atau depan kamera, kamu bisa menjadi MC atau content creator. Bagi kamu yang ingin memulai menghasilkan cuan dari hobi, kamu bisa lihat tipsnya di sini, ya!

3. Konsisten untuk Terus Belajar

Dalam menjalani bisnis, TemanKami harus berani menerima kegagalan atau penolakan. Dengan adanya pengalaman tersebut,, kamu bisa belajar untuk berkembang menjadi lebih baik dan lebih baik lagi untuk sampai pada tujuanmu. Jadi, jangan pernah berhenti untuk belajar, ya!

4. Modal Besar Bukan Keharusan

Tahukah, TemanKami? Kamu tidak perlu menunggu modal besar untuk memulai bisnis, lho! Banyak bisnis sukses yang dimulai dengan langkah kecil. Hal terpenting yang perlu kamu gali adalah konsistensi. Ketika kamu konsisten dalam melakukan langkah kecil tersebut, tentu kamu juga bisa memperoleh hasil yang besar. Di sisi lain, kamu juga harus bersikap bijak dalam menentukan modal awalmu, TemanKami. Untuk itu, yuk, cari tahu bagaimana menentukan modal bisnismu secara bijak di bawah ini!

Bijak Menentukan Modal Bisnis

Ketika menemukan peluang bisnis, kebanyakan orang akan menggunakan tabungan pribadinya untuk modal awal. Namun kenyataannya, tidak semua orang memiliki kemampuan tersebut. Beberapa orang mungkin harus membuat pinjaman untuk bisa mendapatkan modal usaha. Apabila TemanKami berada dalam kondisi tersebut, penting untuk kamu mempertimbangkan kemampuan pengembalianmu dengan matang sekaligus menghitung risikonya. Sederhananya, kamu bisa mulai dengan menjawab pertanyaan, “apakah penghasilan dari bisnis nantinya cukup untuk membayar cicilan pinjaman?”. 

Apabila jawabannya tidak, artinya kamu perlu menyusun strategi mitigasi risiko, seperti menyediakan dana cadangan untuk menghadapi kemungkinan terburuk. Mari kita bayangkan produk keuangan, seperti fintech lending, adalah “kendaraan keuangan”. TemanKami, kita harus terus ingat bahwa menentukan “kendaraan keuangan” adalah hal penting yang harus melalui penuh pertimbangan. Kita harus memahami produk keuangan yang sesuai kebutuhan, risiko, dan kemampuan kita dalam mempertanggung jawabkannya. 

Di sisi lain, kita juga harus memahami bahwa pinjaman untuk modal bisnis bukanlah hal baru, TemanKami. Hal ini sudah terjadi sejak zaman dulu. Dalam menghadapi situasi seperti ini, kamu tidak perlu khawatir. Cobalah mulai dengan memisahkan keuangan pribadi dengan keuangan bisnis. Mengatur keuangan dalam bisnis adalah hal yang berbeda dengan mengatur keuangan pribadi. Pengelolaan keduanya harus dilakukan dengan baik agar tidak tercampur, ya, TemanKami! Dengan begitu, kondisi kesehatan keuanganmu akan tetap terjaga. Bagi TemanKami yang ingin mencari tau lebih lanjut tentang kewirausahaan, kamu bisa tonton Live Instagram kami di sini, ya!