Jakarta, 13 Januari 2022 – Memasuki usia yang ketiga tahun AdaKami, kembali menegaskan komitmennya untuk terus mendorong tercapainya inklusi finansial bagi seluruh masyarakat Indonesia melalui kolaborasi strategis dengan lebih banyak pihak. Hal ini sejalan dengan tema besar Konferensi G20, yaitu Recover Together, Recover Stronger – di mana untuk pertama kalinya Indonesia sebagai negara berkembang akan memegang Presidensi konferensi ini.

Tema Recover Together, Recover Stronger yang diangkat oleh Presiden Jokowi merefleksikan semangat dunia supaya bersama-sama bangkit dari penurunan ekonomi akibat pandemi Covid-19. Kondisi ekonomi Indonesia juga mengalami kerugian Rp1,35 triliun akibat Covid-19 hingga pertengahan tahun 2021 lalu, dan terkontraksi pertumbuhan ekonominya sebesar 2,07%. Pada tahun 2022 ini, diharapkan dapat tumbuh sebesar 5,22%.

“Upaya Indonesia untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19 memerlukan dukungan semua pihak. Kami percaya bahwa satu-satunya jalan untuk mendorong laju perekonomian adalah melalui kolaborasi multipihak dan inovasi teknologi yang mendorong kemudahan akses layanan kepada lebih banyak orang hingga tercapai inklusi finansial,” jelas CEO AdaKami Bernardino M. Vega (Dino) dalam acara Media Gathering AdaKami di Jakarta. 

Hingga Desember 2021, AdaKami telah menyalurkan total dana pinjaman sebesar Rp9,2 triliun kepada lebih dari 10,8 juta peminjam terdaftar dari berbagai wilayah di Indonesia. Ke depannya, AdaKami berencana untuk terus menjangkau lebih banyak orang yang membutuhkan kemudahan akses finansial di Indonesia. Hal ini penting, mengingat masih ada lebih dari sekitar 181 juta penduduk Indonesia yang masuk dalam kategori unbanked. Dengan demikian, diperlukan kolaborasi antar berbagai institusi finansial untuk dapat melayani lebih banyak masyarakat yang termasuk dalam kategori unbanked ini. 

Terkait hal ini, berdasarkan data dari Bank Dunia, Indonesia memiliki credit gap sebesar Rp1,65 triliun per tahun. Untuk dapat mendorong pergerakan dan perkembangan ekonomi dengan lebih optimal, maka diperlukan upaya dari banyak pihak untuk menutup credit gap ini. Pada kegiatan AFPI Fintech Lending Summit 2021 – Outlook 2022 Desember lalu, AFPI menyatakan bahwa secara kolektif perusahaan fintech lending di Indonesia sendiri baru dapat berkontribusi untuk menutup 9% dari total credit gap yang dibutuhkan Indonesia. Artinya masih ada ruang yang besar bagi fintech lending untuk membantu menutup credit gap ini. “Kami menyadari bahwa guna mendorong pergerakan dan pemulihan ekonomi nasional, credit gap ini sangat perlu dijembatani. Di sinilah AdaKami ingin berkontribusi,” jelas Dino.

Menjawab Tantangan Pemerataan Ekonomi Indonesia

Untuk menjawab kebutuhan dan tantangan upaya pemerataan akses finansial secara digital di seluruh Indonesia, AdaKami mengadopsi dan melokalisasi model bisnis dan teknologi dari shareholders yang telah terbukti sukses. Namun, hal ini tentunya juga penting untuk diwujudkan dalam produk dan layanan yang terbaik untuk konsumen, serta dikomunikasikan kepada lebih banyak lapisan masyarakat.

“Sepanjang tahun 2021, AdaKami juga melaksanakan program dan berkolaborasi dengan berbagai mitra strategis untuk menjembatani kebutuhan keuangan masyarakat dari kategori unbanked. Kegiatan CSR dan pemasaran AdaKami lebih banyak menitikberatkan pada edukasi dan sosialisasi untuk meningkatkan literasi keuangan,” tutur Business Development Manager AdaKami Jonathan Krissantosa.

Melanjutkan komitmen untuk memperbaiki tingkat literasi keuangan para peminjam, pada tahun 2022 ini, AdaKami berkomitmen untuk meningkatkan jumlah program edukasi dan literasi keuangan. “Dengan membantu peminjam memahami hak dan tanggung jawab mereka, maka kami bisa membantu mereka memiliki pengelolaan keuangan yang sehat. Oleh karena itu, AdaKami menyambut baik berbagai peluang kolaborasi guna mewujudkan akses keuangan dan ekonomi yang lebih inklusif,” tutup Jonathan.