Sama seperti unit usaha lainnya, UKM cukup terpengaruh dengan pandemi Covid-19. Menurut survei terbaru, sedikitnya 39,9 persen UKM memutuskan mengurangi stok barang mereka, dan 16,1 persen lainnya lebih memilih untuk mengurangi karyawan akibat toko fisik yang ditutup.
Angka tersebut tidak lepas dari perubahan kebiasaan belanja masyarakat selama masa pandemi, dimana mereka lebih memilih untuk tinggal di rumah dan mengurangi frekuensi belanja. Kondisi ini juga dipengaruhi oleh keputusan beberapa pemerintah daerah yang memilih menerapkan kebijakan PSBB.
Menurut survei Paxel Buy & Send Insight II, sebanyak 37,3 persen konsumen Indonesia memilih tetap belanja dengan frekuensi tetap, namun mereka mengurangi jumlah belanjaannya. Sementara sekitar 28,3 persen lainnya lebih memilih mengurangi frekuensi belanja, dan memperbanyak jumlah belanjaan.
Sektor Akomodasi dan Kuliner Paling Terdampak
Menurut data terbaru, lini bisnis UKM merupakan yang paling terdampak selama pandemi virus Corona, dengan jumlah yang terdampak mencapai 35,88%. Di posisi kedua ada UKM yang bergerak di bidang reparasi dan perawatan mobil dengan jumlah terdampak mencapai 25,33%.
Sementara untuk industri pengolahan mencapai angka 17,83%. Kondisi ini umumnya disebabkan karena aktivitas work from home dan ditutupnya beberapa pabrik sehingga membuat pasokan bahan baku dan potensi konsumen yang datang menjadi berkurang.
Sebagai informasi, total unit usaha UMKM dan UKM di Indonesia mencapai 64,19 juta pelaku usaha, atau mencapai 99,9% dari total unit usaha yang berada di Indonesia.
Jenis UKM yang paling besar diisi oleh jenis usaha kecil yang mencapai 783 ribu lebih unit usaha atau menyumbang sekitar 1,22%. Sementara untuk jenis usaha menengah mencapai 60 ribu lebih unit usaha atau mencapai 0,09% dan usaha besar mencapai 5 ribu unit atau mencapai 0,01%.
Sementara untuk usaha mikro merupakan jenis usaha paling besar di Indonesia dengan jumlah pelaku mencapai 63 juta lebih unit usaha atau mencapai 98,68%.
Beradaptasi di Tengah Pandemi
Demi tetap bertahan di tengah pelemahan ekonomi, beberapa UKM mencoba berinovasi dengan sektor bisnis baru. Dalam survei tersebut diketahui jika sekitar 52 persen UKM memilih untuk beradaptasi dengan beralih usaha menjalankan sektor bisnis baru.
Sebanyak 33,1 persen UKM diketahui beralih bisnis dengan menjual makanan beku, sementara 17,1 persen lainnya lebih memilih untuk menjual aneka makanan ringan.
Menariknya, inovasi ekstrem yang dilakukan pelaku UKM tersebut berhasil mendatangkan berkah baru bagi mereka. Selain mampu bertahan dari pelemahan ekonomi, mereka pun berhasil menggandeng pelanggan baru, dan berhasil meningkatkan omset dengan layanan same day delivery antar kota.
Menurut survei Paxel Buy & Send Insight II tersebut, terungkap jika sebanyak 57 persen UKM lebih mengutamakan kecepatan pengiriman, dan bahkan mereka siap berkompromi dengan ongkos kirim.