AdaKami.id – Pernahkah TemanKami merasa ingin belanja sebanyak-banyaknya tanpa alasan, saat sedang stres dan khawatir akan masa depan? Fenomena ini disebut sebagai doom spending, lho, TemanKami. Di tengah gempuran konten media sosial dan tekanan ekonomi, semakin banyak anak muda yang terjebak dalam kebiasaan belanja impulsif tanpa memikirkan dampak jangka panjangnya terhadap keuangan. 

Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2023 mencapai 5,86 persen dengan sebagian besar penganggur berasal dari kelompok usia muda. Hal ini jadi salah satu pemicu munculnya perilaku doom spending, terutama di kalangan Gen Z yang lebih rentan mencari pelarian di tengah situasi yang tidak menentu.

Jadi, sebenarnya apa sih yang membuat doom spending bisa merajalela? Bagaimana pengaruhnya terhadap keuangan anak muda saat ini? Lalu, apa saja yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hal tersebut? Yuk, simak selengkapnya di artikel ini!

Pengertian Doom Spending

Doom spending adalah kebiasaan belanja impulsif yang muncul sebagai reaksi terhadap stres atau perasaan tidak berdaya, biasanya dipicu oleh berita buruk atau suasana hati yang negatif. TemanKami yang terjebak dalam doom spending biasanya cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak kamu butuhkan. Hal ini dilakukan sebagai cara untuk merasa lebih baik secara emosional. Akan tetapi, pada realitanya justru kebiasaan seperti ini dapat membebani keuangan kamu.

Fenomena doom spending juga biasanya terjadi bersamaan dengan fenomena doom scrolling, yaitu kebiasaan terus-menerus membaca berita negatif di media sosial atau situs berita yang membuat perasaan pesimis tentang masa depan yang semakin buruk.

Penyebab Doom Spending

Menurut buku What Is Doom Spending, What Causes Doom Spending, And The Problems With Engaging In Doom Spending karya Dr. Harrison Sachs (2024), berikut beberapa faktor yang dapat memicu perilaku doom spending.

1. Pengaruh Sosial dan Media Sosial

Di era media sosial, banyak orang merasa terdorong untuk mengikuti standar hidup yang ditampilkan oleh teman, selebritas, atau influencer. Rasa ingin setara atau tampil sama mewahnya dapat memicu keinginan belanja berlebihan agar terlihat sesuai tren atau gaya hidup tertentu. Media sosial memperkuat tekanan ini dengan menampilkan konten belanja, promosi barang, dan kehidupan glamor yang sering kali tidak sesuai kemampuan finansial pribadi.

2. Kecanduan Belanja sebagai Pelarian Emosi

Bagi beberapa orang, belanja menjadi mekanisme koping yang membantu mereka mengatasi emosi negatif, seperti stres, kesepian, atau frustasi. Ketika merasa tertekan, mereka mungkin berbelanja untuk mendapatkan kepuasan instan yang meredakan perasaan negatif, meskipun hanya untuk sementara. Perilaku ini bisa berkembang menjadi kecanduan, lho. Kamu akan terus berbelanja untuk mengisi kekosongan atau menghindari emosi yang tidak nyaman tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang terhadap kondisi keuangan.

Dari dua penyebab di atas, apakah TemanKami pernah merasakan salah satu atau keduanya? Untuk mencegah supaya perilaku tersebut tidak terjadi lagi, kita bahas cara mencegahnya di sini, yuk! 

Cara Mencegah Doom Spending

Untuk mencegah doom spending, ada beberapa langkah praktis yang bisa diterapkan. Berikut beberapa tips sederhananya. 

1. Kenali Pemicu Emosi

Pahami apa yang memicu keinginan belanja. Misalnya, coba perhatikan perasaanmu sebelum berbelanja. Dari sini, kamu bisa lebih sadar akan kebiasaan yang muncul dari emosi.

2. Cari Cara Lain untuk Mengatasi Stres

Atasi stres dengan aktivitas lain yang menenangkan, seperti olahraga, berkumpul dengan teman, atau menekuni hobi. Cara ini lebih sehat dan membantu mengelola emosi tanpa harus berbelanja.

3. Tetapkan Anggaran

Buat rencana pengeluaran bulanan dan patuhi batas anggaran tersebut. Dengan ini, TemanKami bisa lebih mudah mengontrol keuangan dan mengurangi pembelian yang tidak diperlukan.

4. Gunakan Aplikasi Pengelola Keuangan

Aplikasi keuangan bisa membantu memantau pengeluaran dan memastikan kamu tetap sesuai anggaran. Dengan cara ini, kamu bisa menghindari doom spending dan menjaga keuangan tetap stabil, terutama di masa-masa ekonomi yang tidak pasti.

Itu dia penjelasan mengenai doom spending yang perlu TemanKami tahu. Semoga setelah ini kamu bisa lebih mengontrol keuanganmu, ya, TemanKami! Buat kamu yang ingin mengetahui cara lain untuk mengatur keuangan, kamu bisa membaca artikel AdaKami lainnya di sini, ya!