AdaKami.id- Anak jaksel pasti tidak asing dengan istilah frugal living atau minimalism yang akhir-akhir ini menjadi sebuah tren lifestyle. Frugal living atau minimalism sebenarnya sama-sama merupakan gaya hidup yang hemat, sederhana, dan secukupnya. Namun keduanya memiliki fokus berbeda. AdaKami akan membedahnya satu-satu.

Apa itu frugal living?

Secara istilah, frugal artinya hemat budget. Jadi frugal living dapat diartikan sebagai pola hidup hemat dengan cara membatasi pengeluaran finansial pada hal-hal yang dianggap kurang penting. Dilansir dari Kumparan, konsep hidup ini banyak dipakai oleh tokoh-tokoh dunia seperti Warren Buffett, Ed Sheeran, Lady Gaga, Keanu Reeves, Leonardo DiCaprio, dan masih banyak lagi. Frugal living lebih mengacu pada bagaimana seseorang mengatur keuangan untuk mencapai tujuan finansial.

Apa itu minimalism atau gaya hidup minimalis?

Berbeda dengan frugal living, minimalism adalah pola hidup sederhana dengan cara membatasi kepemilikan materi atau harta yang dirasa tidak penting dan tidak berguna. Konsep hidup ini sudah ada sejak tahun 1950 yang terinspirasi dari kehidupan masyarakat Jepang. Gaya hidup ini mulai diterapkan banyak orang sejak dipopulerkan oleh beberapa publik figur terkenal seperti Marie Kondo dan Fumio Sasaki. Tak hanya itu, dikutip dari detik.com, bahkan publik figur di Indonesia seperti Raditya Dika, Angela Gilsha Panari, dan Cinta Laura juga menerapkan konsep hidup ini.

Lalu apa yang membedakan frugal living dan gaya hidup minimalis?

  1. Fokus

Frugal living memiliki fokus penghematan di sisi keuangan. Jadi, melalui gaya hidup frugal living, orang-orang diharapkan bisa melakukan penghematan dalam sisi keuangan demi mencapai tujuan finansial yang lebih baik. Sedangkan gaya hidup minimalis berfokus pada pengurangan sisi harta, materi, atau beda yang dirasa tidak begitu berguna dalam hidup. Gaya hidup minimalis tidak peduli seberapa uang yang dihabiskan asalkan ada banyak ruang untuk menjalankan kehidupan yang lebih simple.

  1. Tujuan

Frugal living biasanya dilakukan untuk mencapai tujuan finansial seperti bebas finansial di usia 50 tahun atau sudah memiliki rumah di usia 30 tahun. Frugal living memang lebih menekan kepada tujuan secara ekonomi. Sedangkan gaya hidup minimalis biasanya dilakukan dengan menekankan pada tujuan kepuasan batin diri sendiri dengan memfokuskan diri pada hal-hal yang benar-benar penting dan bernilai. Jadi TemanKami lebih bisa bersyukur. Bahkan menurut penulis buku, Joshua Becker, gaya hidup minimalis dapat meningkatkan kualitas hidup.

  1. Pengorbanan

Dari segi pengorbanan, jika TemanKami menerapkan gaya hidup frugal living, hal yang perlu dikorbankan adalah kualitas hidup. TemanKami jadi tidak bisa menikmati makanan enak atau aktivitas mahal. Contohnya, TemanKami harus berpikir ratusan kali untuk mengambil les diving yang mahal atau membeli barang mewah..

Sementara itu gaya hidup minimalis memerlukan pengorbanan dalam hal kepemilikan barang. Contoh: TemanKami harus menahan keinginan untuk ganti-ganti pakaian atau pun aktivitas yang dapat menghambat produktivitas TemanKami, seperti mencocokan baju setelan yang pastinya memakan waktu. Gara hidup minimalis akan mendorong TemanKami untuk menggunakan barang yang mendukung produktivitas.

Lebih baik mana frugal living atau gaya hidup minimalis?

Sebaiknya TemanKami bisa mengombinasikan gaya hidup frugal living dan minimalis secara bersamaan. Salah satu cara yang bisa TemanKami terapkan adalah membeli barang berkualitas dengan memanfaatkan diskon atau promo yang berlaku pada saat itu. Selain cash flow keuangan TemanKami terjaga, kualitas barang yang didapatkan oke. Itung-itung, TemanKami juga melakukan investasi jangka panjang pada suatu barang.

Nah, ada beberapa tips AdaKami untuk menerapkan gaya hidup frugal living dan minimalis secara bersamaan:

  1. Memanfaatkan promo atau diskon yang ditawarkan produk berkualitas

Tidak semua barang promo atau diskon, perlu TemanKami beli. Ketahui barang promo apa yang dibeli dan bagaimana nanti kualitas dan pemanfaatannya. Apakah akan dipakai dalam jangka waktu lama atau hanya lapar mata saja ketika melihat barang diskonan.

  1. Membuat bucket list

TemanKami perlu membuat bucket list tahunan. Seperti tahun ini tempat mana yang ingin TemanKami kunjungi atau kegiatan apa yang ingin TemanKami coba. Setelah membuat bucket list, tentukan berapa biaya yang dihabiskan. Contoh, TemanKami ingin berkunjung ke Banda Neira. Sisihkan uang yang TemanKami butuhkan untuk berkunjung ke sana dari total penghasilan tahunan. Setelah menyisihkan dana untuk bucket list, TemanKami bisa menggunakan dana lainnya untuk mencapai tujuan finansial. Ingat, frugal living boleh tapi jangan pelit terhadap diri sendiri ya!

  1. Membuat perencanaan keuangan selama setahun

Setelah membuat bucket list, TemanKami bisa menyusun perencanaan keuangan selama setahun. TemanKami bisa memulainya dengan menghitung total penghasilan selama setahun, lalu membagi ke pos-pos tertentu. Contoh, untuk tabungan untuk membeli rumah 35%, dana darurat 15%, untuk mewujudkan bucket list 25%, dan untuk kebutuhan hidup 25%.

Nah, apakah TemanKami tim frugal living atau tim gaya hidup minimalis?

(*)

By F