Menurut data terbaru, UMKM menguasai lebih dari 90 persen kegiatan bisnis di Indonesia. Hal inilah yang membuat unit bisnis yang dimulai dari rumah ini sangat diandalkan sebagai ujung tombak ekonomi rakyat, sekaligus menyediakan lebih banyak lapangan kerja.

Namun sebagai unit bisnis yang langsung bersinggungan dengan anggaran rumah tangga, UMKM kerap tersandung dengan masalah keuangan. Uniknya, penyebab masalah keuangan ini sama, bahkan beberapa diantaranya termasuk dalam masalah klasik. Mau tahu apa saja? Simak yuk.

  1. Kurangnya Modal Usaha

Banyak pelaku UMKM yang ingin mengembangkan usahanya namun terbentur dengan masalah modal. Padahal jika sampai mereka mampu menghadapi hambatan ini, mereka sangat mungkin untuk tumbuh jadi perusahaan besar, dan menyerap lebih banyak tenaga kerja.

Hal inilah yang kemudian membuat pemerintah mulai aktif memberikan edukasi, memberikan bantuan stimulus selama masa pandemi, dan tentu saja ada program kredit khusus dengan bunga ringan bagi pelaku UMKM yang ingin mengembangkan bisnisnya. Salah satu perusahaan yang memberikan pinjaman dana untuk modal usaha bagi para pelaku UMKM adalah Adakami. Melalui Adakami, pelaku usaha dapat dengan mudah mengakses permodalan dengan cepat dengan bunga rendah.

  1. Mengabaikan Laporan Keuangan

Bukan hanya masalah anggaran, banyak UMKM yang mengabaikan laporan keuangan. Padahal dalam ilmu manajemen bisnis, laporan keuangan bukan hanya sebagai alat untuk mengetahui untung rugi usaha yang dijalankan, tapi juga berfungsi untuk mengetahui kebutuhan belanja bulanan.

Mengingat pentingnya laporan keuangan, mulai sekarang mulailah terbiasa membuatnya, minimal kamu bisa mulai mencatat arus kas, laba rugi dan lainnya. Setelah itu, kamu bisa mulai melengkapi laporan keuangan dengan pengumpulan aset, menganalisa masalah keuangan dan lainnya.

  1. Tidak Ada Rencana Anggaran

Dalam menjalankan bisnisnya, banyak pelaku UMKM yang hanya bermodalkan insting bisnis dan pengalaman saja. Selain itu, mereka pun cenderung malas terlibat dalam hal-hal yang berhubungan dengan anggaran, terutama rencana jangka panjang perusahaan 

Hal ini dapat dimaklumi, mengingat kebanyakan pelaku UMKM hanya mewarisi atau meneruskan bisnis dari generasi sebelumnya. Solusinya, tentu kamu harus menyadari pentingnya merencanakan anggaran, termasuk mempersiapkan rencana jangka panjang bagi perusahaannya.

  1. Mengandalkan Pembukuan Konvensional

Di era modern seperti sekarang ini, banyak perangkat lunak yang bisa digunakan untuk melakukan pembukuan perusahaan, mulai dari yang sederhana hingga perangkat lunak dengan sistem yang lebih kompleks dengan kemampuan menangani pembukuan dalam skala besar. 

Sayang, banyak pelaku UMKM yang tidak menangkap peluang ini. Mereka masih mengandalkan pembukuan konvensional, ada juga yang masih mengandalkan nota instant sebagai bukti pembayaran. Padahal resikonya besar lho, mulai dari salah rekapitulasi, rusak hingga kehilangan data.

  1. Keuangan Perusahaan = Uang Dapur

Banyak pelaku UMKM yang masih menggabungkan rekening bisnis dengan rekening pribadi atau keluarga. Mereka masih setia menggunakan uang perusahaan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari, atau sebaliknya, menggunakan uang pribadi untuk membiayai perusahaan. 

Jelas ini keliru. Selain akan menyulitkan saat membuat laporan keuangan, kamu pun akan sulit membedakan mana uang pribadi dan mana uang perusahaan. Alhasil, banyak pelaku UMKM yang mengalami masalah keuangan karena tidak sadar modal telah banyak ditarik ke area pribadi.

Maka dari itu, agar bisnis terus berkembang, mulailah menganalisa berbagai hal yang berpotensi mendatangkan masalah keuangan, dan cobalah untuk mencegahnya sedini mungkin.