Dianggap dapat membawa popularitas dan keuntungan selangit, banyak entrepreneur muda yang memilih membuka startup baru. Demi memuluskan ambisi tersebut, mereka bahkan tidak segan melakukan aksi ‘bakar uang’ sebagai modal awal untuk menumbuhkan usahanya tersebut.

Namun ingat, tidak semua startup akan tumbuh maksimal dengan aksi bakar uang. Menurut beberapa catatan terbaru, lebih dari 50% bisnis startup di Indonesia justru gagal setelah 10 tahun berjalan. Padahal saat memulainya, startup tersebut menelan modal awal yang cukup tinggi lho!

Nah biar nggak salah langkah dan berakhir dengan kegagalan, berikut merupakan beberapa trik yang wajib kamu coba saat akan membuat bisnis startup dari nol.

Kembangkan Ide Dasar

Ide merupakan hal paling mendasar yang dibutuhkan saat kamu ingin mulai menjajal bisnis startup. Sebagai anak muda yang kreatif, cerdas dan mandiri, kamu dituntut untuk melahirkan ide unik agar startup besutanmu punya nilai jual yang tinggi.

Mari kita lihat GoJek. Perusahaan ini berhasil menyajikan konsep yang unik dan mudah diterima masyarakat Indonesia, sehingga saat orang akan menggunakan layanan transportasi online, mereka akan bilang ‘Naik GoJek saja.’, meski yang digunakan justru aplikasi kompetitornya.

Tapi ingat, unik saja tidak cukup. Pasalnya, banyak startup baru dengan konsep unik, namun gagal berkembang karena beberapa faktor. Misalnya Qlapa yang pernah menyabet penghargaan dari Forbes, namun gagal berkembang karena idenya yang luar biasa, ternyata sulit diterima pasar lokal.

Merancang Model Bisnis

Masih banyak entrepreneur yang berasumsi jika situs, produk, maupun layanan yang dibuatnya, harus langsung ikut bersaing di pasaran. Sempitnya pemikiran ini akhirnya menjebak mereka dalam ‘pola rancang bangun’ model bisnis yang harus sesuai keinginan pasar.

Padahal, membangun startup bukan hanya tentang ‘produk, situs atau jasa’ diserap langsung konsumen, dan mendapat untung. Namun yang terpenting, kamu harus tahu model bisnis yang akan dijalankan, target pasar, hingga rencana berkesinambungan dalam waktu 3-5 tahun kedepan.

Ambil contoh Toko Bagus yang diakui sebagai pionir pertumbuhan e-commerce di Indonesia, justru gagal bersaing dengan kompetitor mereka yang baru seumur jagung, meski dari segi konsep dan model bisnis, sebenarnya tidak sama. Toko Bagus dianggap kalah di strategi marketing.

Menyediakan Modal yang Cukup

Modal merupakan salah satu faktor penunjang penting dalam membangun startup. Berapa besarannya? Tidak menentu, semuanya tergantung dari ide bisnis yang akan kamu kembangkan, seberapa besar dan target pasar yang kamu tuju.

Tapi ingat, modal besar bukan berarti jaminan startup kamu akan cepat berkembang. Belajarlah dari Paraplou, e-commerce yang mendapat investasi dari Majuven sekitar USD 1,5 juta, namun gagal berkembang karena kesulitan dana yang berkesinambungan.

Hal ini disebabkan karena strategi pasar mereka, tidak sejalan dengan eksekusi di lapangan. Maka dari itu, seperti disinggung di atas, kamu harus menyiapkan modal jangka panjang untuk membuat startup tetap bertahan di pasar. Minimalnya, siapkan modal untuk waktu 3-5 tahun ke depan.

Temukan Lokasi Bisnismu

Masih ingat dengan ungkapan ‘posisi menentukan prestasi’? Yup, ungkapan yang cukup populer di masa sekolah tersebut ternyata cukup relevan jika disandingkan dengan proses membangun startup agar tumbuh sesuai harapan.

Dalam menentukan lokasi bisnis, ada beberapa faktor yang harus diperhitungkan. Mulai dari potensi penerimaan pasar, kekuatan pesaing, hingga daya beli masyarakat sekitar.

Ambil Contoh Qlapa, mayoritas produk yang mereka jual adal kerajinan handmade. Untuk pasar luar negeri, jelas produk handmade jauh lebih dihargai. Namun itu tidak berlaku untuk pasar Indonesia yang lebih senang menggunakan produk ‘buatan mesin’.

Contoh lainnya Uber. Meski punya pengaruh besar di Eropa, namun mereka gagal berkembang di Indonesia karena harus berhadapan dengan kompetitor kuat, seperti GoJek dan Grab. 

Siapkan Strategi Marketing Terbaik

Bisnis apapun, strategi marketing merupakan hal yang penting untuk dikuasai. Bahkan strategi marketing ini harus sudah digodok matang bersama dengan ide atau konsep bisnis yang akan dijalankan, perhitungan modal jangka pendek dan jangka panjang, serta rencana pasar.

Di Indonesia sendiri, ada beberapa strategi marketing yang cukup berhasil dan sudah diterapkan oleh beberapa startup, meski dalam prakteknya mereka mengenakan kemasan berbeda.

Contohnya guerilla marketing ala Warunk Upnormal yang dibungkus dengan konsep 1000 mangkok gratis, dibayar dengan do’a. Dengan konsep tersebut, mereka berhasil menggunakan kekuatan sosial media dengan sangat cerdas dan efektif.