Saat kondisi keuangan mulai membaik, yang ditandai dengan jumlah tabungan yang terus meningkat dan tersedianya dana darurat, banyak orang yang memutuskan membeli kendaraan baru. Mereka yang sebelumnya menggunakan sepeda motor, langsung berencana untuk Beli Mobil baru.

Sementara bagi mereka yang sudah memiliki mobil, umumnya ingin segera upgrade mobil ke versi yang lebih baru, atau minimalnya ‘menggudangkan’ mobil tua yang selama ini jadi teman selama beraktivitas.

Tentu bukan tanpa alasan. Bagi sebagian masyarakat Indonesia, selain sebagai penunjang gengsi dan meningkatkan kenyamanan selama berkendara, memiliki mobil keluaran terbaru kerap disandingkan dengan bukti kesuksesan seseorang, dan peningkatan status sosial.

Tapi disisi lain ada juga orang yang lebih memilih untuk berinvestasi dengan membeli sebidang tanah. Selain karena harganya yang terus merangkak naik, mereka berpikir dengan tanah tersebut bisa segera memiliki hunian sendiri yang bisa digunakan untuk membina rumah tangga nanti.

Alasan lainnya, tanah bisa digunakan untuk membuka usaha baru, misalnya membuka usaha pertanian, atau memulai bisnis menyewakan tanah sebagai ladang usaha orang lain.

Lantas mana yang harus didahulukan, beli mobil atau tanah?

Menurut direktur Arcade Africa Real Estate, Mr. Kariuki Waweru, saat seseorang sudah mulai stabil dalam hal keuangannya, hal pertama yang harus dipikirkan adalah membeli sebidang tanah (lahan produktif atau buat hunian) atau apartemen.

Kenapa tidak beli mobil dulu? Biasanya kendaraan seperti mobil nilainya akan terdepresiasi, bahkan bisa mencapai 40 persen dari nilai awal. Jelas ini berbeda dengan tanah yang justru nilainya akan terus merangkak naik seiring dengan terbatasnya lahan.

Selain itu, saat memiliki mobil kamu pun harus mempertimbangkan biaya lainnya. Yang paling dekat adalah biaya perawatan, dan anggaran BBM yang akan mengalami kenaikan.Tentu ini belum termasuk resiko kecelakaan, atau biaya kursus mobil yang harus dipersiapkan sejak awal.

Dana lainnya yang harus kamu persiapkan adalah garasi. Masih mending jika tempat tinggalnya yang sekarang sudah punya garasi, bagaimana jika tidak? Tentu kamu harus menyewa garasi, dan itu artinya ada beban pengeluaran baru yang harus kamu tanggung.

Bagaimana Jika Mobil Sebagai Penunjang Bisnis?

Buat kamu yang membutuhkan mobil untuk menunjang yang sedang dijalankan, maka hal pertama yang harus dihitung adalah proyeksi keuntungan yang akan didapat. Misalnya dengan mobil baru, apakah keuntungan yang didapat akan mengalami peningkatan, atau justru stagnan.

Hitungan yang paling mudah, minimalnya mobil tersebut harus mampu membiayai cicilannya sendiri. Artinya, keuntungan yang didapat dari mobil tersebut sudah mampu membiayai biaya cicilan bulanan yang harus kamu keluarkan. Jadi kamu hanya perlu fokus kepada biaya perawatan dan lainnya.

Misalnya, jika kamu menjalankan rental mobil, secara perhitungan lebih banyak mobil yang dikuasai, tentu keuntungan yang didapat akan lebih besar. Tapi bagaimana dengan pasar di daerahmu?

Hitungannya, jika pasar di daerahmu hanya mampu menyerap 50 mobil, kenapa harus berusaha memperbanyak uni dengan beli mobil lagi. Lain lagi jika kamu berencana untuk membuka cabang usaha di daerah lain, jelas kebutuhan mobil baru sangat dibutuhkan sebagai modal usaha. Kesimpulannya, saat kamu sudah mulai mapan secara finansial, membeli tanah jauh lebih diprioritaskan ketimbang membeli mobil baru. Namun jika beli mobil baru digunakan sebagai penunjang bisnis, maka ‘perhitungan dagang’ harus mulai kamu terapkan