Investasi jauh lebih menguntungkan ketimbang menabung. Dengan investasi, uang yang kamu ‘tanamkan’ berpotensi tumbuh hingga batas yang tidak terbatas. Bahkan bukan tidak mungkin modal yang kamu keluarkan akan kembali dalam waktu yang sangat singkat.

Namun ingat, dibalik keuntungan besar yang dijanjikan, risiko investasi pun sangat besar. Alih-alih kembali lagi, modal yang kamu tanamkan beresiko hangus. Maka dari itu, sebelum berinvestasi mendingan kamu simak dulu tips turunkan risiko investasi agar cepat meraih keuntungan.

  1. Diversifikasi

Pernah dengar pepatah ‘jangan menyimpan telur dalam satu keranjang”? Dalam istilah bisnis, strategi ini dikenal dengan sebutan diversifikasi, atau menyimpan investasi dalam beberapa instrumen untuk mencegah kerugian besar akibat gagal berkembang.

Sama seperti ketika kita menyimpan telur dalam banyak keranjang, trik investasi ini memang akan membuat kamu sedikit sibuk untuk mengawasi setiap dana yang ditanamkan. Namun keuntungannya, kamu bisa mendapat lebih banyak peluang, atau minimalnya risiko investasi hangus bisa diminimalisir.

Manfaat lainnya, diversifikasi bisa kamu gunakan untuk memilah mana investasi yang memberikan keuntungan lebih besar, sehingga kamu bisa lebih fokus mengembangkannya.

  1. Perpanjang Waktu

Selain perhitungan yang cermat, dalam berinvestasi kamu pun harus bisa lebih sabar dalam menunggu hasil. Misalnya saat kamu investasikan dana dalam saham. Mungkin saham kamu akan bergerak stagnan dalam beberapa bulan mendatang, namun selama ada progres, sebaiknya pertahankan.

Hal yang sama berlaku saat kamu bermain reksadana. Beberapa reksadana memang menjanjikan keuntungan besar, namun semua itu baru didapat setelah dipegang selama 3-5 tahun. Bahkan semakin lama kamu memegangnya, keuntungan yang didapat akan semakin besar.

Tapi ingat, untuk mengurangi risiko yang lebih besar, termasuk hilangnya kesempatan berinvestasi di instrumen lain, kamu wajib memperhitungkan plus dan minus memperpanjang usia investasi tersebut.

  1. Terapkan Manajemen Resiko

Manajemen risiko sebenarnya berfungsi untuk memperhitungkan seberapa besar resiko kegagalan dari instrumen investasi yang kamu ambil, untuk kemudian dibuat solusi sedini mungkin sehingga kerugian yang ditimbulkan tidak terlalu besar, atau bahkan dihentikan.

Untuk mengatur manajemen risiko, kamu bisa menggunakan rumus sebab akibat dan variabel dari setiap instrumen investasi yang dipilih. Misal, jika mengambil saham A, potensi keuntungannya 60 persen, dengan resiko kegagalan mencapai 20 persen.

Untuk mengurangi resiko investasi, kamu bisa membuat beberapa rencana, termasuk melakukan diversifikasi dan mempersiapkan dana darurat gagal investasi.

  1. Jangan Panik

Kalau portofolio kamu tiba-tiba ‘terbakar’, jangan langsung panik, apalagi langsung melakukan cut loss alias jual rugi. Kamu hanya perlu menganalisa penyebabnya, misalnya ada kejadian luar biasa, atau karena sebab lainnya. Setelah itu, perhitungkan kemungkinan untuk bangkit kembali.

Jika setelah dianalisis ternyata sulit untuk bangkit, maka kamu bisa langsung mengarahkan ke instrumen investasi lainnya. Namun jika ada kemungkinan untuk bangkit, sebaiknya pertahankan. Maka dari itu, analisa dan manajemen risiko sangat penting untuk mencegah terjadinya kepanikan.

Perlu diingat, dalam investasi naik turun itu hal yang wajar. Bahkan saat bermain saham, kamu akan mendapati beberapa saham yang tiba-tiba menurun, namun langsung melompat ke angka tertinggi.

  1. Kapan Boleh Melakukan Switching?

Mengalihkan satu investasi ke investasi lainnya merupakan hal yang lumrah dalam dunia bisnis, terlebih jika kamu bermain dalam banyak instrumen investasi. Namun seperti dijelaskan di atas, jangan sampai kamu langsung mengambil kesimpulan jual rugi saat mendapati portofolio yang memerah.

Switching bisa kamu lakukan jika potensi untuk bangkit cukup sulit dan memakan waktu yang cukup lama. Misalnya saat pengumuman pandemi Covid-19, kamu bisa langsung switching saham yang terdampak pandemi untuk dialihkan ke sektor yang sedang naik daun.  Dalam kondisi ini, cut loss alias jual rugi bisa jadi solusi. Dengan catatan, untuk mengurangi risiko investasi yang lebih besar, hindari spekulasi dan gunakan perhitungan yang rasional.