Akibat pandemi Covid-19, perekonomian Indonesia ambruk di tahun 2020. Bahkan menurut data terbaru yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, pendapatan per kapita masyarakat mengalami penurunan sebesar 286 ribu (2,53 persen), dari 11,3 juta (2019) menjadi 11,01 juta (2020).
Kondisi ini sebenarnya tidak hanya dirasakan Indonesia saja, dampak pandemi Covid-19 memukul ekonomi banyak negara maju, termasuk China, Prancis, Italia, hingga Amerika. Lantas bagaimana dengan ekonomi Indonesia di tahun 2021?
Ketua Umum perhimpunan Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Apindo Hariyadi Sukamdani, menyatakan jika Indonesia akan segera memasuki fase pemulihan. Tahun 2021 nanti, ekonomi Indonesia diprediksi akan tumbuh sebesar 3-5 persen year-on-year.
Prediksi tersebut sedikit lebih rendah ketimbang prediksi Bank Indonesia yang sebelumnya meyakini jika perekonomian Indonesia akan tumbuh sekitar 4,8 persen sampai 5,8 persen di tahun 2021.
Lebih lanjut lagi, Hariyadi menjelaskan jika pertumbuhan perekonomian Indonesia sangat dipengaruhi oleh faktor ekonomi global. Sementara untuk tahun depan, perekonomian global masih dipenuhi ketidakpastian, sehingga kemungkinan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih sangat kecil.
Namun prediksi tersebut bisa saja meleset jika pemerintah berhasil mengatasi pandemi di pertengahan tahun 2021. Menurutnya, perekonomian Indonesia bisa melaju lebih cepat dari prediksi sebelumnya.
Efektivitas Vaksin Gratis Jadi Kunci
Hal senda diungkap ekonom dari Universitas Kristen Indonesia (UKI), Roy Sembel. Dalam keterangannya, Roy memprediksi ekonomi Indonesia akan segera memasuki masa pemilihan dengan pertumbuhan ekonomi sekitar 3-5 persen di tahun 2021.
Menurutnya, pertumbuhan ini disebabkan karena kebijakan pemerintah Indonesia yang menggratiskan vaksin Covid-19 akan membawa sentimen positif di pasar bisnis.
Seperti kita ketahui, pemerintah Indonesia akhirnya menggratiskan vaksin Covid-19 kepada seluruh masyarakat Indonesia. Kebijakan ini berubah setelah sebelumnya pemerintah akan memberi vaksin Covid-19 menjadi dua kategori, vaksin gratis dan berbayar untuk golongan mampu.
Bahkan Presiden Joko Widodo sendiri yang menyatakan akan jadi orang pertama yang menerima vaksin. Hal ini dilakukan untuk menangkal berita HOAX di media sosial yang menyatakan vaksin Covid-19 tidak aman, bahkan berpotensi membawa dampak buruk bagi penerimanya.
Produk Hukum Baru Sebagai Stimulus
Selain vaksin gratis yang diberikan pemerintah, Apindo menjelaskan jika produk hukum baru lewat Undang-Undang Cipta Kerja yang akan mulai berlaku tahun depan, akan berperan sebagai stimulus untuk menciptakan percepatan pemulihan ekonomi Indonesia.
Undang-Undang Cipta Kerja sendiri diyakini akan mampu menarik banyak investor karena dinilai memberikan banyak kemudahan kemudahan, dan memberikan banyak kemudahan untuk sektor bisnis UKM dan UMKM yang selama ini jadi tulang punggung perekonomian Indonesia.
Dengan meningkatnya sektor bisnis UKM dan UMKM, diharapkan akan mampu menyediakan lebih banyak lapangan, terutama untuk industri padat karya yang berbasis teknologi rendah. Perlu diketahui, angkatan kerja untuk industri berbasis teknologi rendah masih sangat mendominasi di Indonesia.
Menurut data terbaru Badan Pusat Statistik (BPS) Nasional, 57,5 persen angkatan kerja di Indonesia merupakan lulusan SD dan SMP, sedangkan angkatan kerja lulusan SMA/SMK sederajat berada di angka 30 persen dan lulusan Diploma-Sarjana hanya sebesar 12,4 persen saja.