Belakangan ini minat masyarakat Indonesia, khususnya generasi millenial, untuk menjajal peruntungan di pasar saham semakin meningkat. Bahkan menurut laporan dari pihak Bursa Efek Indonesia (BEI), penambahan investor baru di bursa saham mencapai 10 ribu orang per hari.

Dalam keterangannya, Komisaris PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir menjelaskan jika peningkatan ini bisa jadi berkah, sekaligus bukti jika minat anak muda di Indonesia terkait pasar saham semakin meningkat.

Jika dulu banyak orang lebih memilih menjauhi saham karena resikonya yang tinggi, namun kini mereka berani mengambil resiko demi mendapatkan keuntungan besar. Menurut Pandu, semangat ini harus diimbangi dengan edukasi yang tepat agar para pemula ini tidak salah memilih jalan.

Berkomunikasi Lewat IG dan TikTok

Namun ada yang cukup menarik dari fenomena generasi millenial yang keranjingan saham. Jika dulu topik tentang saham ini lebih banyak dibahas di forum-forum resmi, anak-anak millenial justru lebih memilih menggunakan Instagram dan TikTok untuk saling bertukar informasi.

Gaya komunikasi ini tergolong baru dan sangat inovatif. Ini membuktikan jika pasar saham yang selama ini dikenal sebagai forum eksklusif yang hanya dibicarakan orang-orang tertentu, kini jadi lebih terbuka, bisa dibicarakan dengan lebih santai, mudah dimengerti, dan mudah diakses.

Meski mengalami kenaikan yang cukup signifikan, Pandu menjelaskan jika fenomena membicarakan saham lewat Instagram dan TikTok ini pun telah membuat banyak millenial kapok, hingga akhirnya mereka memilih ‘kabur’ dari pasar saham.

Hal inilah yang kemudian membuat pihak BEI saat ini mulai menyusun rencana agar generasi millenial yang sedang bersemangat belajar bermain saham, bisa mendapatkan pendidikan yang dibutuhkan. Tentu saja sambil mengikuti tren milenial dengan menggunakan sosial media.

Menurut Pandu, saat ini pihak BEI sudah mulai membuka kran informasi lewat sosial media. Tidak tanggung-tanggung, sekelas direksi dan komisaris BEI pun kini sudah mulai turun ke media sosial demi memberi edukasi tentang saham, dan bagaimana cara mendapat untung dari investasi ini.

Hingga saat ini, Pandu mengklaim jika peminat pasar saham dari kalangan milenial cukup tinggi. Dalam sekali live di Instagram atau TikTok, viewernya bisa mencapai 3 ribu orang

Ternyata Bukan Hal Yang Baru

Sementara itu, influencer sekaligus financial advisor Andhika Diskartes menjelaskan jika fenomena berbicara saham di ruang publik sudah terjadi sejak lama, bahkan sudah sejak 10 tahun silam. Cuma bedanya, fenomena ini lebih terasa ‘gregetnya’ karena ditunjang sosial media.

Misalnya, Andhika mengenang saat nongkrong di cafe, sering ada orang yang tiba-tiba bergabung dan bicara portofolio investasi mereka. Meski forumnya terbatas, namun hal itu tetap jadi bukti jika pembicaraan saham bisa dilakukan di mana saja, termasuk tempat nongkrong dan sosial media.

Meskipun begitu, kamu tetap harus hati-hati saat membicarakan pasar saham di tempat umum, terutama di sosial media. Pasalnya, saat kamu mengunggah informasi yang tidak benar seputar emiten, resikonya bisa pidana lho. Ini tertuang dalam UU Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal

Maka dari itu, euforia milenial yang mulai tertarik dengan pasar saham ini harus diimbangi dengan informasi yang edukatif. Bukan hanya tentang bagaimana cara mendapatkan untung, tapi juga terkait aturan informasi apa yang boleh dan tidak boleh disebar di media sosial.