Untuk mengatasi pandemi Covid-19, pemerintah Indonesia menerapkan program vaksinasi Nasional yang sudah dimulai sejak Januari kemarin. Bahkan demi memastikan vaksin yang digunakan aman, Presiden Joko Widodo jadi orang pertama di Indonesia yang mendapat vaksin tersebut.

Sesuai dengan prediksi sebelumnya, sentimen pasar pun bergerak positif, dan banyak pakar yakin tahun 2021 akan jadi tahun pemulihan bagi perekonomian Indonesia. Terlebih baru-baru ini Bank Indonesia memberikan stimulus baru berupa DP 0% untuk kredit kendaraan bermotor dan KPR

Dengan adanya stimulus tersebut diharapkan mampu meningkatkan daya beli masyarakat, sekaligus memperbaiki pertumbuhan kredit di Indonesia yang sempat menurun selama masa pandemi. Tentu saja tujuan akhirnya adalah, demi memperbaiki perekonomian Indonesia.

Tergantung Program Vaksinasi

Lewat Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menilai jika pertumbuhan kredit di Indonesia akan bergantung kepada hasil dari program vaksinasi Nasional yang saat ini sedang berjalan memasuki tahap kedua.

Jika program vaksinasi berjalan lancar, Heru optimis pertumbuhan kredit akan berjalan ke arah positif. Namun jika program vaksinasi pemerintah berjalan lambat, atau bahkan terhambat, maka permintaan kredit diperkirakan tidak akan berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Bagaimanapun juga, saat ini kondisinya masih belum membaik. Heru kembali menegaskan jika pertumbuhan sektor riil masih belum optimal, dan dan harapan yang tersisa hanya kesuksesan program vaksinasi tersebut. Menurutnya, ada peluang pertumbuhan kredit hingga 4-4,5 persen.

Heru kemudian menjelaskan dalam skenario optimis, OJK memperkirakan pertumbuhan kredit bisa mencapai angka 9-9.8 persen. Sementara untuk skenario moderat, pertumbuhan kredit bisa mencapai angka 7 persen di semester I tahun 2021.

Sebagai tambahan, sebelumnya OJK mencatatkan pertumbuhan kredit perbankan masih berada di level -2,41 persen. Data tersebut diambil dari data redit sepanjang tahun 2020. Sedangkan profil risiko perbankan berada di level 3,06 persen.

Angka tersebut dianggap masih terkendali, bahkan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan tahun 2019 yang tertahan di angka 2,53 persen.

Hal yang sama diungkap Direktur Utama PT Bank Negara Indonesia, Royke Tumilaar. Dalam keterangannya, Royke yakin jika pertumbuhan kredit di Indonesia akan mengalami peningkatan seiring dengan kesuksesan program vaksinasi yang ditargetkan selesai akhir tahun 2021 ini.

Menurutnya, sejauh ini program vaksinasi telah membawa sentimen positif ke pasar, dan diyakini akan membuat proses pemulihan berjalan lancar. Secara khusus, pertumbuhan kredit di Indonesia akan terjadi di angka 6 persen, dengan plus minus 1 persen.

Strategi DP 0% KPR dan Kendaraan Baru 

Selain menggeber program vaksinasi, baru-baru ini pemerintah, lewat Bank Indonesia kembali memberikan stimulus berupa kebijakan DP 0% untuk KPR dan pembelian kendaraan baru. Stimulus ini diberikan bersamaan dengan penurunan suku bunga BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps.

Dengan adanya stimulus tersebut, secara perhitungan akan mempercepat proses pertumbuhan kredit di Indonesia, sehingga program pemulihan ekonomi berjalan akan berjalan lebih cepat. Selain itu, dengan kebijakan ini pun diharapkan daya beli masyarakat kembali meningkat.

Optimisme ini tidak berlebihan, mengingat program tersebut masih ditopang oleh program stimulus lainnya yang selama ini diberikan oleh pemerintah selama masa pandemi Covid-19.

Program DP 0% sendiri akan berjalan mulai dari Maret-Desember 2021, dan akan mendapat evaluasi jelang tutup tahun. Jika dianggap memberikan dampak positif bagi perekonomian dan pertumbuhan kredit di Indonesia, ada kemungkinan program tersebut akan diperpanjang.