Belakangan ini kasus perceraian semakin meningkat. Ironisnya, menurut data terbaru yang dihimpun dari Pengadilan Agama di beberapa daerah di Indonesia, faktor ekonomi jadi penyebab utamanya. Jelas ini mengkhawatirkan, terlebih di masa pandemi seperti ini.

Tentu nggak mau kan kejadian tersebut menimpa keluargamu? Berikut merupakan tips menyusun Anggaran Rumah Tangga agar kebutuhan tetap terpenuhi, dan keluarga bisa hidup lebih layak.

  1. Tentukan Tugas Utama

Kamu dan pasangan harus berkompromi terkait tugas utama. Umumnya, masyarakat Indonesia masih menganut sistem, suami sebagai kepala keluarga sekaligus sebagai pencari nafkah, sementara istri bertugas sebagai pengatur keuangan keluarga.

Bagaimana jika kalian sama-sama bekerja? Inilah yang harus dikompromikan. Kamu dan pasangan harus sama-sama terbuka, dan siap menjalankan tugas masing-masing sesuai dengan porsinya. Tidak masalah jika akhirnya kamu dan pasangan harus bertukar peran.

  1. Menyusun Anggaran

Setelah mengetahui tugas pokok dalam rumah tangga, kini saatnya kamu fokus kepada masalah pengelolaan Anggaran Rumah Tangga. Langkah pertamanya adalah, kamu dan pasangan harus mulai menyusun anggapan pengeluaran. Ingat, semuanya harus terencana dengan matang.

Jika ada perubahan rencana di tengah bulan, kamu dan pasangan harus kembali menggelar diskusi. Hal ini wajib dilakukan untuk mencegah resiko saling tuduh saat tiba-tiba anggaran pengeluaran bulanan membengkak, bahkan tekor di tengah jalan.

  1. Fokus Kepada Kebutuhan Pokok

Saat menyusun anggaran rumah tangga, kamu dan pasangan harus memfokuskan diri kepada kebutuhan pokok, terutama untuk kebutuhan makan harian, biaya transportasi, bayar cicilan rumah, listrik dan pengeluaran wajib lainnya.

Setelah kebutuhan pokok terpenuhi, kamu bisa mulai menyusun rencana investasi, memiliki tabungan dan lainnya, Hal ini termasuk anggaran untuk kebutuhan hiburan, seperti jalan-jalan di akhir pekan, atau rencana perayaan momen spesial.

  1. Lupakan Ego, Fokus Untuk Keluarga

Meski kamu bertugas sebagai pencari nafkah, bukan berarti uang tersebut bebas kamu gunakan sesuai dengan keinginan pribadi. Poin penting yang harus kamu ingat, saat ini status kamu sudah berkeluarga, jadi lupakan ego dan fokus hanya untuk keluarga.

Jika ada hal yang kamu inginkan, dan ini bersifat pribadi, sebaiknya ungkapkan keinginan tersebut saat kalian menyusun anggaran rumah tangga. Jika disetujui, maka berterima kasihlah. Tapi jika tidak disetujui, kamu harus legowo karena ini demi kebaikan keluargamu.

  1. Utamakan Dana Darurat

Pastikan kamu dan pasangan menyusun Anggaran Rumah Tanggauntuk segera memiliki dana darurat. Ini penting, dan darurat berfungsi sebagai dana cadangan yang akan digunakan saat menghadapi kondisi tidak terduga, seperti saat terkena PHK, dan lainnya.

Besaran dana darurat sendiri tidak terbatas. Namun minimalnya, jumlah dana darurat tersebut harus setara dengan 3-6 bulan dari total pendapatan bulanan kamu. Contoh, jika pendapatan kamu 5 juta per bulan, maka dana darurat yang harus disediakan sekitar 15-30 juta.

  1. Saling Terbuka, dan Saling Memahami

Saat kamu memutuskan untuk hidup berumah tangga, itu artinya kamu sudah siap menerima semua resikonya, termasuk Anggaran Rumah Tangga yang sangat terbatas. Untuk mencegah saling curiga, kamu dan pasangan wajib saling terbuka, dan saling memahami kondisi masing-masing. Bersyukurlah dengan pasanganmu saat ini. Dengan cara ini, seberat apapun ujian yang datang menerpa kehidupan rumah tanggamu, kamu dan pasangan akan lebih mudah melewatinya