Selama masa pandemi Covid-19, kamu pasti sering mendengar istilah resesi. Kabar terbaru menyebut Indonesia sudah memasuki masa resesi. Selain Indonesia, Singapura dan beberapa negara tetangga lainnya sudah lebih dulu memasuki masa yang dikenal sebagai masa kegelapan perekonomian tersebut.
Terdengar sangat mengerikan bukan? Tapi sebenarnya apa itu resesi, kenapa bisa terjadi dan seberat apa sih dampaknya kepada perekonomian?
Resesi merupakan sebuah periode penurunan ekonomi yang terjadi ketika aktivitas perdagangan dan industri mengalami penurunan. Hal ini umumnya akan ditandai dengan penurunan PDB atau Produk Domestik Bruto dalam dua kuartal berturut-turut.
Dalam laporannya, The Economic Times menyebut jika perlambatan aktivitas ekonomi ini bisa berlangsung dalam beberapa kuartal. Jika sampai ini terjadi, perlambatan ini akan menghambat pertumbuhan ekonomi secara total, bahkan berpotensi menyebabkan kekacauan ekonomi.
Kenapa Bisa Terjadi Resesi?
Resesi bisa terjadi karena banyak faktor, dan umumnya semua faktor penyebab tersebut saling berkaitan satu sama lain. Misalnya pandemi Covid-19 yang menyebabkan suatu negara mengambil kebijakan lockdown atau karantina massal.
Kebijakan ini tentu akan melumpuhkan aktivitas bisnis dan produksi di negara tersebut, yang pada gilirannya akan menimbulkan efek domino, mulai dari pasokan produk dan jasa terhambat, supply and demand yang tidak seimbang, hingga menyebabkan kekacauan pasar.
Selain itu, berikut merupakan beberapa penyebab terjadinya resesi ekonomi.
- Terjadinya kondisi yang tidak diduga, namun berefek besar, seperti terjadinya bencana alam dalam skala besar, serangan teroris, gejolak politik dan lainnya.
- Investor enggan berinvestasi di negara tersebut, yang menyebabkan lapangan pekerjaan menjadi sempit, dan meningkatnya pengangguran.
- Suku bunga terlalu tinggi hingga membuat harga-harga meningkat, dan daya beli masyarakat menurun. Kondisi ini bisa berujung pada penyusutan ekonomi.
- Deflasi atau kondisi ketika harga produk dan aset mengalami penurunan. Kondisi ini menyebabkan investor lebih memilih menunggu karena potensi keuntungan yang rendah.
- Harga aset mengalami peningkatan yang signifikan, namun dalam waktu singkat harga aset tersebut mengalami penurunan sehingga memicu panic selling.
Dampak Resesi Ekonomi
Resesi bersifat sangat merusak, bukan hanya bagi perekonomian, namun juga bagi keamanan negara. Penurunan angka produksi akibat daya beli masyarakat yang menurun, beresiko menyebabkan PHK massal, akan membuat angka pengangguran semakin meningkat.
Efek domino ini tidak berhenti di sana saja, ekonomi yang sulit membuat jurang kesenjangan ekonomi semakin ‘menganga’, dan beresiko meningkatkan angka kejahatan, yang berbuntut pada kondisi keamanan negara yang terancam.
Tidak hanya itu, dalam banyak resesi, orang-orang kehilangan rumah saat mereka tidak mampu membayar cicilan atau sewa rumah, dan sederet dampak buruk lainnya yang tidak terbayangkan.
Untuk mengatasi bahaya akibat resesi, pemerintah harus bekerja keras dengan memotong anggaran yang tidak terlalu mendesak. Tidak hanya itu, mereka pun biasanya akan melonggarkan kebijakan moneter dengan memasukkan lebih banyak uang ke dalam sistem.
Cara lainnya yang biasa dilakukan adalah dengan mengurangi suku bunga, menurunkan pajak, banyak memberikan bantuan sosial, dengan fokus utama perbaikan ekonomi masyarakat dan mendorong kebangkitan ekonomi yang berbasis kerakyatan, termasuk UKM dan UMKM.