Pandemi virus Corona alias Covid-19 tidak hanya berlaku untuk sektor kesehatan saja. Secara umum, Covid-19 menimbulkan dampak yang sangat besar bagi perekonomian global, dan masa pemulihan ekonomi yang akan berjalan lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Hal ini diungkapkan oleh Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) atau Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi.

Dalam rilis terbarunya, OECD menjelaskan jika pemerintah di beberapa negara melakukan berbagai upaya untuk melawan dampak terburuk dari penyebaran virus Corona, termasuk dengan mengucurkan bantuan ekonomi, menyediakan obat-obatan, hingga keputusan untuk melakukan lockdown.

Upaya tersebut tentu saja menyebabkan dampak ekonomi yang sangat besar. Akses produk dan jasa menjadi terhambat, sektor bisnis melemah, terutama mereka yang berhubungan langsung dengan sirkulasi barang, dan jasa, seperti bisnis pariwisata dan manufaktur.

Organisasi yang berbasis di Paris tersebut memperkirakan output ekonomi global akan berkontraksi hingga 4,5 persen di akhir tahun 2020. Angka ini jauh lebih rendah dari perkiraan sebelumnya (prediksi bulan Juni menyebut kontraksi bisa terjadi hingga 6,0 persen).

Masa Pemulihan yang Lebih Lambat

Akibat dari kebijakan lockdown, dan fokus pemerintah tertuju kepada penanganan Covid-19, telah membuat mereka menunda dulu proyek yang seharusnya dilaksanakan sepanjang tahun 2020. Akibatnya, kondisi ini mengancam perdagangan secara global.

OECD mencatat penurunan aktivitas perdagangan tersebut mencapai 15 persen di paruh pertama tahun 2020. Kondisi ini belum termasuk dengan kekacauan yang disebabkan pandemi virus Corona, yang memaksa aktivitas bisnis diperlambat, atau bahkan dihentikan.

Akibatnya, kondisi ini akan membuat suplai barang dan jasa menjadi terhambat, dan jam kerja pun berkurang. Imbasnya akan dirasakan secara langsung oleh masyarakat secara umum, daya beli menurun, dan ancaman gelombang pengangguran pun semakin nyata.

Jelas harus ada langkah nyata untuk bisa meredam dampak buruk dari terputusnya aktivitas bisnis tersebut. Bagaimanapun juga, OECD menilai tanpa dukungan kebijakan yang cepat dan efektif, mustahil masa pemulihan pasca pandemi Covid-19 akan berjalan cepat.

Ekonomi di Tahun 2021 Masih Melambat

Beberapa negara memang sudah menyatakan bebas Covid-19, termasuk China yang jadi titik sentral penyebaran virus Corona. Namun bukan berarti tahun 2021 akan jadi momen pemulihan ekonomi, OECD menegaskan jika tahun depan kondisinya tidak akan lebih baik dari tahun 2020.

Menurut mereka, output ekonomi global diperkiraan akan mengalami pertumbuhan sebesar 5,0 persen. Jumlah tersebut mengalami penurunan dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 5,2 persen.

Namun itu pun tidak menjamin akan berlaku secara merata. Beberapa negara mungkin masih akan mengalami pelemahan, mengingat saat ini banyak negara yang justru mengalami pandemi gelombang kedua, atau bahkan baru memasuki puncak masa pandemi di akhir tahun 2020 ini.

Sebut saja Prancis dan Italia yang saat ini sudah mulai bersiap menghadapi gelombang kedua pandemi virus Corona, meski kedua negara hingga kini masih belum kembali mengambil kebijakan lockdown seperti yang mereka lakukan di masa awal pandemi.

OECD memperkiraan ekonomi zona euro akan menyusut hingga 7,9 persen, dengan Jerman muncul sebagai penyumbang kontraksi sebesar 5,4 persen.

Sementara untuk Amerika yang merupakan zona ekonomi terbesar di dunia, untuk pertama kalinya akan melihat pertumbuhan negatif hingga minus 3,8 persen. Namun angka ini dinilai lebih baik ketimbang perkiraan sebelumnya yang mencapai minus 7,3 persen.

Dari semua kawasan ekonomi raksasa di dunia, hanya Cina yang diperkirakan akan menemui angka positif di tahun ini. Negeri Tirai Bambu tersebut diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 1,8 persen. Angka ini jauh lebih baik ketimbang perkiraan sebelumnya yang mencapai minus 2,6 persen.

Lebih jauh lagi, OECD menilai ada solusi praktis untuk mencegah angka-angka negatif tersebut terus berkembang, salah satu yang terpenting adalah, pakar kesehatan harus segera menemukan vaksin yang benar-benar efektif menghambat penyebaran virus Corona.