Lahirnya Bank Syariah Indonesia pada 1 Februari 2021 ternyata disambut hangat oleh beberapa pihak. Lahirnya bank ini diharapkan bisa menjadi salah satu perantara transaksi keuangan yang lebih halal dan sesuai dengan syariat islam.

Bahkan, dengan ketahanan yang cukup baik pada akhir tahun 2020 membuat bank tersebut diprediksi bisa menyaingi beberapa bank konvensional yang ada di Indonesia. Tak tanggung-tanggung, bahkan Ketua Jasa Otoritas Keuangan yakni Wimboh Santoso juga memberikan penjelasan bahwa bank ini akan tumbuh dengan sangat besar nantinya.

Menjadi bank yang diharapkan bisa mendorong pelaku ekonomi kecil di beberapa daerah membuat bank tersebut sangat dinantikan kehadirannya. Diharapkan Bank Syariah Indonesia bisa membina para pelaku bisnis kecil dan UMKM untuk bisa membawa bisnis yang mereka jalani supaya dapat memiliki kualitas yang lebih baik.

Tentunya, peluang besar yang dimiliki oleh Bank Syariah Indonesia ini tak lepas dari 4 fakta menarik yang dimilikinya. Apa sajakah itu? Mari simak penjelasannya berikut ini.

  1. Gabungan dari 3 Bank Syariah BUMN

Tahukah kamu jika bank satu ini merupakan gabungan tiga bank syariah BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang ada di Indonesia. Ketiga bank tersebut ialah PT Bank Syariah Mandiri (BSM), PT Bank BNI Syariah (BNIS) serta PT Bank BRI Syariah Tbk (BRIS).

Penggabungan ketiga perusahaan bank syariah BUMN tersebut diawali dengan adanya penandatangan Conditional Merger Agreement (CMA) antara tiga bakn tersebut yang dilakukan pada Oktober 2020.

Pembentukan Bank Syariah Indonesia sendiri merupakan strategi dari pemerintah untuk dapat menjadikan Indonesia sebagai salah satu dari pusat keuangan syariah yang ada di dunia. Bahkan, tak hanya menjadi bank ini sebagai bank terbesar Indonesia. Namun, diharapkan pula dapat masuk dalam 10 top global bank yang ada di seluruh dunia.

  1. Kode Saham dari BRI Syariah

Ternyata, dalam perjalannya tersebut, BRI Syariah secara resmi menjadi entitas atau cangkang yang menerima penggabungan tersebut. Nah, istilah untuk menyebut penggabungan tersebut adalah entitas survivor.

Selanjutnya, dari penggabungan ketiga bank itulah yang menghadirkan bank yang diharapkan menjadi bank terbesar yakni Bank Syariah Indonesia. Lahirnya bank tersebut tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan menggunakan kode saham BRIS.

Kemudian, BRIS tersebut akan masuk ke dalam indeks saham IDX BUMN 20 pada Februari 2021. Sedangkan, kantor pusat dari Bank Syariah Indonesia sendiri berada di Jalan Abdul Muis No. 2-4, Jakarta Pusat. Kantor pusat tersebut merupakan kantor pusat dari BRI Syariah.

  1. Sudah Mengantongi Izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Pada 27 Januari, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan izin kepada Bank Syariah Indonesia untuk bisa beroperasi dan memberikan pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.

Hal tersebut sudah tercantum dalam surat yang memiliki nomor SR-3/PB.1/2021 tentang Pemberian Izin Penggabungan PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank BNI Syariah ke dalam PT Bank BRI Syariah Tbk.

Tak hanya itu, ada pula surat Izin Perubahan Nama dengan Menggunakan Izin Usaha PT Bank BRI Syariah Tbk, yang mana berganti menjadi PT Bank Syariah Indonesia, yang mana sebagai Bank Hasil Penggabungan.

  1. Logo serta Komisaris Baru

Bank Syariah Indonesia merupakan penggabungan dan ketiga bank syariah BUMN dan membuatnya memiliki sebuah logo baru. Tak hanya itu, bahkan bank tersebut juga memiliki susunan komisaris beserta direksi yang baru. Seperti yang dikutip CNBC Indonesia, berikut daftar namanya:

  1. Anggota Dewan Komisaris Bank Syariah Indonesia
  2. Komisari Utama/Independen: Mulya Effendi Siregar
  3. Komisaris: Sutanto
  4. Komisaris: Imam Budi Sarjito
  5. Komisaris: Masduki Baidlowi
  6. Komisaris: Suyanto
  7. Komisaris Independen: Eko Suwardi
  8. Komisaris Independen: Komaruddin Hidayat
  9. Komisaris Independen: Muh, Arief Rosyid Hasan
  10. Komisaris Independen: BS Kusmulyono
  11. Direksi Bank Syariah Indonesia
  12. Direktur Utama: Hery Gunardi
  13. Wakil Direktur Utama 1: Ngatari
  14. Wakil Direktur Utama 2: Abdullah Firman Wibowo
  15. Direktur Finance and Strategy: Ade Cahyo Nugroho
  16. Direktur Compliance and Human Capital: Tribuana Tunggadewi
  17. Direktur Risk Management: Tiwul Widyastuti Retno
  18. Direktur Information Technology :Achmad Syafii
  19. Direktur Sales and Distribution: Anton Sukarna
  20. Direktur Retail Banking: Kokok Alun Akbar
  21. Direktur Wholesale Transaction Banking: Kusman Yandi.
  22. Dewan Pengawas Syariah
  23. Ketua DPS: Mohamad Hidayat
  24. Anggota DPS: Oni Sahroni
  25. Anggota DPS: Didin Hafidhuddin
  26. Anggota DPS: Hasanudin.

Sementara itu, komposisi dari pemegang saham bank syariah Indonesia ialah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yakni 17,4% DPLK BRI-Saham Syariah sebesar 2% serta publik 4,4% pasca merger. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yakni 25% dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 51,2%.

Keempat fakta itulah yang diyakini dapat membuat Bank Syariah Indonesia menjadi salah satu bank terbesar yang ada di Indonesia.