Pernah dengar nama John Paul DeJoria? Yup, miliarder asal Amerika ini dikenal sebagai co-founder dari dari perusahaan John Paul Mitchell Systems, yang merupakan produsen produk perawatan rambut, dan perusahaan The Patrón Spirits Company.

Namun selain pebisnis sukses, DeJoria pun dikenal karena kegemarannya berbagi kepada sesama, atau yang dikenal dengan istilah filantropis. Dalam setiap keputusan bisnisnya, dia tidak hanya berpikir tentang keuntungan, tapi juga bagaimana perusahaannya bisa memberi manfaat kepada orang lain.

Berawal Dari Seorang Gelandangan

Pilihannya untuk jadi seorang filantropis jelas bukan tanpa alasan. DeJoria sadar jika dirinya bukan siapa-siapa, dan pernah merasakan bagaimana rasanya berada di posisi ‘terendah’. Bahkan masa mudanya dihabiskan berjuang di jalanan sebagai seorang gelandangan.

John Paul DeJoria muda hidup sangat miskin. Untuk menyambung hidup, dia dan putranya yang masih berusia 3 tahun (DeJoria single parent) kerap menyusuri jalan hanya untuk memungut botol-botol bekas, untuk kemudian kemudian dijual ke toko atau pengumpul barang bekas.

Selama 24 tahun menjadi gelandangan, dia sempat beberapa kali berganti profesi, mulai dari petugas kebersihan, hingga pedagang kaki lima. Namun semuanya selalu berakhir sama, gagal.

Di satu waktu, DeJoria kemudian bertemu dengan salah seorang temannya yang bernama Paul Mitchell, yang bekerja sebagai penata rambut. Melihat potensinya, DeJoria kemudian mengajak temannya tersebut untuk membuka perusahaan pembuat shampo dan produk perawatan rambut.

Singkat kata, keduanya sepakat untuk menjalin kerjasama. Mitchell yang tidak punya naluri bisnis, tapi punya keterampilan, berhasil disempurnakan oleh DeJoria yang tidak punya pengetahuan dalam dunia tata rambut, namun hebat dalam pemasaran dan strategi bisnis.

Hingga tahun 1980, perusahaan yang bernama John Paul Mitchell System, gabungan dari nama keduanya (John Paul DeJoria dan Paul Mitchell), berhasil jadi produsen shampo dan produk perawatan rambut ternama di Amerika.

Namun sayang, Mitchell, sahabat sekaligus rekan bisnisnya tersebut tidak lama menikmati kejayaan perusahaannya. Dia meninggal di tahun 1989, dan DeJoria pun mendedikasikan John Paul Mitchell System untuk sahabat yang pernah ikut menariknya dari kemiskinan.

Jadi Produsen Tequila Demi Membantu Orang

Seperti dijelaskan di atas, dalam setiap keputusan bisnisnya, DeJoria selalu berpikir bagaimana bisnisnya bisa memberi manfaat kepada banyak orang. Hal ini dibuktikan saat mendirikan The Patrón Spirits Company, yang memproduksi tequila.

Dalam sebuah wawancara, DeJoria menjelaskan jika definisi sukses menurutnya bukan hanya tentang seberapa banyak uang yang dihasilkan, atau setinggi apa posisi yang diraih. Namun kesuksesan itu merupakan kondisi ketika kamu sudah bisa memberi banyak hal kepada orang lain.

DeJoria membeli sebuah pulau di lepas pantai Antigua, Karibia, bernama Barbuda. Keputusan tersebut diambil setelah penduduk setempat kehilangan mata pencahariannya sebagai nelayan karena moratorium penangkapan yang dilakukan di sekitar pulau tersebut.

Meski telah membeli pulau tersebut, bukan berarti dia bisa bebas mencabut moratorium tersebut. DeJoria punya cara lain untuk menyelesaikan masalah yang diderita penduduk sekitar, tanpa harus melakukan tindakan yang bisa mengancam kelestarian alam.

Di pulau tersebut, dia 350 rumah yang dijadikan sebagai resor, dan lapangan golf. Dari setiap rumah tersebut, dia mempekerjakan setidaknya dua tukang kebun dan satu pengurus rumah tangga. Alhasil, setidaknya ada 1000 penduduk lokal yang berhasil mendapatkan pekerjaan baru.

Hal ini berlaku untuk lapangan golf. Staf dan seluruh pengurusnya berasal dari penduduk lokal yang kehilangan mata pencahariannya sebagai nelayan. Sementara untuk The Patrón Spirits Company; dia berhasil memberi pekerjaan kepada lebih dari 1.000 penduduk lokal di Meksiko.

Selain itu, bersama Bill Gates dan 150 miliuner lainnya, John Paul DeJoria menandatangani Giving Pledge, yang merupakan komitmen memberikan 50 persen pendapatan perusahaannya untuk membuat dunia lebih baik, termasuk membiayai banyak badan amal di dunia. Keren!