Saat menyimak berita ekonomi dan bisnis, kamu pasti akan mengenal beberapa istilah yang cukup populer, seperti ‘IHSG dibuka menguat’, ‘IHSG ijo royo-royo’, ‘IHSG terbakar’, dan berbagai istilah lainnya yang selalu dikaitkan dengan singkatan IHSG.

Lantas apa itu IHSG?

IHSG itu singkatan dari Indeks Harga Saham Gabungan. Nah kalau dalam bahasa internasional, kamu akan mengenalnya dengan nama Indonesia Composite Index (ICI). Selain itu ada juga yang menyebutnya dengan IDX Composite.

Hanya beda istilah, tapi semuanya merujuk kepada indeks pasar saham yang digunakan di Bursa Efek Indonesia. Secara khusus, IHSG sendiri biasanya digunakan untuk melihat kenaikan atau penurunan pasar investasi secara global. Tentu saja masih berkaitan dengan perdagangan pasar saham Indonesia.

Selain IHSG, Indonesia sebenarnya masih punya beberapa indeks saham lainnya, seperti Indeks Saham Kompas 100, Indeks Saham Sektoral, Indeks LQ45, dan lainnya. Namun IHSG lebih populer dan kerap digunakan sebagai acuan utama, sementara yang lainnya hanya sebagai pembanding atau penguat saja.

Memang Apa Manfaat IHSG?

Seperti disebutkan diatas, Indeks Harga Saham Gabungan digunakan sebagai acuan bagi para investor dan trader untuk melihat pergerakan pasar, sebelum mereka mulai menanamkan uangnya. Selain itu, IHSG pun kerap digunakan untuk melihat ekonomi Indonesia secara keseluruhan.

Jadi gambarannya seperti ini, si Bursa Efek Indonesia itu ada banyak saham yang diperjual-belikan. Tentu para investor para investor tidak mungkin bisa mengamati satu per satu pergerakan saham-saham tersebut. Nah disinilah kamu akan menggunakan IHSG sebagai acuan.

Dengan mengikuti pergerakan IHSG, para investor akan tahu kapan mereka mengambil kesimpulan untuk menggelontorkan dana, atau malah menarik dana dengan menjual saham yang masih dimiliki.

Perlu diingat, pergerakan IHSG tidak bisa menentukan pergerakan saham di pasaran. Terkadang, saat IHSG menurun, justru saham A menguat, atau sebaliknya. Hanya saja, IHSG alias Indeks Harga Saham Gabungan ini cukup bisa diandalkan sebagai bahan pertimbangan untuk meminimalisir kerugian.

Bagaimana Cara Menghitung IHSG?

Sebenarnya metodenya hampir sama dengan cara menghitung indeks bursa saham lainnya, yakni dengan menggunakan prinsip Market Value Weighted Average Index, alias rata-rata berimbang berdasarkan jumlah saham yang bermain di bursa tersebut.

Rumus IHSG: Indeks = (Nilai Pasar / Nilai Dasar) x 100

Dengan rumus tersebut kamu bisa melihat posisi naik atau turunnya saham. Tentu saja ada banyak faktor yang mempengaruhi naik-turunnya nilai saham di pasar, misalnya faktor ekonomi global, tingkat keamanan, hingga faktor pandemi yang hingga kini masih jadi momok bagi para investor.

Nah kita ambil contoh untuk pandemi Covid-19, yang menyebabkan melemahnya ekonomi global. Kondisi ini tentu akan menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, terlebih jika ditambah dengan faktor penanganan Covid-19 yang dianggap tidak serius, dan lainnya.

Dalam menyikapi hal ini, para investor biasanya akan melakukan aksi jual saham. Tentu saja aksi tersebut akan menyebabkan pergerakan saham mengalami penurunan. Hal ini pernah terjadi di Indonesia pada Maret sampai April 2019 lalu.

Kesimpulannya, Indeks Harga Saham Gabungan alias IHSG memang hanya nilai rata-rata. Namun mengikuti pergerakannya merupakan hal yang sangat penting karena dinilai sangat berpengaruh dalam menentukan keputusan investor.

Tapi jangan lupa, kamu pun wajib mempertimbangkan faktor lainnya yang bisa jadi penyebab utama kenaikan dan penurunan harga saham.