Kecanggihan teknologi yang ada saat ini memang membuat semua pekerjaan dan aktivitas terlihat lebih mudah dan praktis. Salah satunya adalah penggunaan uang digital yang saat ini makin digemari oleh masyarakat.

Selain praktis, uang digital juga dapat mengurangi resiko tertularnya virus Corona yang bisa menjangkit siapa saja dengan mudah. Tak heran, jika penggunaan uang digital pada tahun 2021 akan terus meningkat.

Tak hanya itu, transaksi e-commerce pun diprediksi akan semakin membesar. Pembangunan sistem digitalisasi pembayaran inilah yang pada akhirnya memberikan dampak terhadap preferensi serta akseptasi masyarakat dalam menggunakan teknologi digital.

Menurut penjelasan yang diberikan oleh Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, yakni Destry Damayanti pada Sabtu (30/01/2021) bahwa, “Teknologi digital akan semakin mendorong pesatnya transaksi ekonomi digital, akselerasi perkembangan fintech dan digital banking ke depan.”

Hal ini bisa dibuktikan dengan adanya peningkatan dari beberapa transaksi digital yang ada. Bahkan, transaksi e-commerce diprediksi akan meningkat menjadi 22,2% pada tahun 2021. Sehingga, transaksi e-commerce yang terjadi pada tahun ini bisa meningkat menjadi Rp 337 triliun dari tahun sebelumnya yakni 2020 sebesar Rp 253 trilliun. “Transaksi e-commerce ini akan menembus Rp 300 triliun di tahun 2020.” Jelasnya.

Tak hanya itu saja, penggunaan dari uang elektronik juga diperkirakan dapat meningkat pada tahun ini. Bahkan, Bank Indonesia sudah memperkirakan kenaikan tersebut mencapai 32,3% yang sebelumnya Rp 201 triliun pada tahun 2020 menjadi Rp 266 triliun pada tahun 2021.

Sementara itu, pada transaksi digital banking nantinya akan meningkat sebesar 19.1%. Yang mana, pada tahun 2020 sebesar Rp 27 triliun menjadi Rp 32,2 triliun pada tahun 2021. “Jadi semua ini kita menilai akan terus mengalami peningkatan di tahun 2021.” Pungkasnya.

Dengan adanya hal ini, Gubernur Bank Indonesia yakni Perry Warjiyo mengungkapkan bahwa perekonomian Indonesia akan semakin membaik. Menurut penjelasannya, bahwa masa kritis perekonomian yang disebabkan oleh pandemi covid-19 telah berlalu.

Hal ini juga yang membuatnya optimis bahwa prospek ekonomi di kuartal IV/2021 akan semakin membaik dan menjadi positif. Yang mana dapat tumbuh pada kisaran 4,8% sampai 5,8% di tahun 2021. ‘Pertumbuhan ekonomi juga meningkat di seluruh daerah.” Jelasnya.

Bahkan, salah satu toko online ternama yakni Shopee juga mengungkapkan bahwa tren e-commerce ini akan meningkat pada tahun 2021.

Direktur Shopee Indonesia, yakni Handhika Jahja mengungkapkan bahwa, “2020 adalah tahun yang sangat transformative untuk e-commerce. Konsumen diharuskan mengikuti regulasi social distancing dan beraktivitas di rumah, sehingga mereka beralih ke platform online untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta mencari hiburan dan interaksi. Hal ini menyebabkan belanja online berkembang dari sekedar pengalaman transaksional menjadi pengalaman yang lebih sosial, dimana platform e-commerce mengintegrasikan lebih banyak elemen interaktif, seperti game dan live streaming untuk mengajak pengguna berpartisipasi. Dengan kemajuan teknologi, peningkatan penetrasi internet, serta pertumbuhan pesat populasi anak muda yang melek teknologi, kami berharap e-commerce memainkan peran penting dalam memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, bersosialisasi dan berbisnis.”

Shopee sendiri telah membagikan 3 prediksi utama perihal pada e-commerce yang terjadi di Indonesia pada tahun 2021, yakni:

  1. Peningkatan Penetrasi Pembayaran Digital

Bagi e-commerce, pembayaran digital merupakan metode pembayaran yang paling favorit. Saking terbiasanya masyarakat dengan e-commerce tentu hal tersebut akan sangat membantu kebiasaan masyarakat untuk melakukan transaksi dengan menggunakan pembayaran digital.

Pemerintah sendiri juga bergerak maju untuk masyarakat non-tunai. Sejalan dengan adanya pembatasan pergerakan serta peraturan social distancing, hal ini akan membuat pembayaran non tunai semakin dibutuhkan oleh masyarakat.

  1. Logistic Menjadi Bagian Terdepan

Konsumen akan mengandalkan platform e-commerce sehingga membuat logistic menjadi semakin dibutuhkan. Apalagi, hal ini bisa terlihat pada peningkatan  kebutuhan sehari-sehari yang cukup signifikan.

Pastinya, mitra brand serta penjual harus bisa memanfaatkan teknologi dengan cara yang lebih efektif sehingga pengirim paket bisa tepat waktu dan juga lebih menghemat biaya. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk dapat mencapai hal tersebut ialah dengan memanfaatkan jaringan platform e-commerce yang cukup luas serta terintegrasi.

  1. Mitra Beranda dan Penjual Harus Mengimplementasikan Strategi Ritel yang Lebih Inovatif

Adanya pandemi covid-19 ini ternyata mendorong para pelaku bisnis mulai dari brand premium hingga pengusaha mikro untuk bisa menerapkan strategi digital. Hal ini ditujukan supaya tetap bisa menjangkau pelanggan di tengah pandemi.

Seperti yang telah diketahui, bahwa banyak orang yang lebih memilih untuk berbelanja secara online. Selain lebih praktis, hal tersebut juga meminimalisir tertularnya virus covid-19. Tak heran, jika hal ini membuat eksistensi dari e-commerce sangat melejit.

Pemakaian uang digital pun seakan menjadi tren yang banyak dilakukan oleh para pengguna smartphone sekarang ini. Penggunaan yang sangat mudah dan praktis tentu menjadi alasan bagi setiap orang untuk melakukan transaksi dengan cara tersebut.